Rabu, 08 Februari 2012

E-education


I.     Latar Belakang Masalah
Pendidikan dalam arti sempit adalah usaha sadar dari orang dewasa untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan anak didik untuk mencapai kedewasaannya, sedangkan dalam arti luas adalah proses perubahan tingkah laku manusia untuk perkembangan kepribadian dan kemampuannya.
Kemajuan teknologi, ketersediaan barang, modal, dan sumber daya manusia terjadi di dunia menuntut terjadinya reformasi pendidikan. Reformasi pendidikan sangat diperlukan mengingat model pendidikan Indonesia yang masih indokrinatif (masih memberikan doktrin kepada siswa), dogmatis, gaya bank (guru selalu memberikan pengetahuan tanpa mengembangkan sifat aktif kepada siswa).opersif birokratis, dan orientasi pendidikan yang tidak sesuai dengan jiwa dan semangat reformasi pendidikan yang mengingkan daerah, demokratisasi,era teknologi informasi dan kehidupan global. Akibatnya kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan dari lembaga pendidikan relative sangat rendah.
Dalam hubungan ini pendidikan yang berkualitas globalisasi diperlukan pserta didik untuk menjawab tantangan global. Pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana, terprogam dan berkesinambugan memnbantu peserta didik mengembangkan kemampuannya secara optimal baik secara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka implementasi pendidikan harus didasarkan pada fondasi pendidikan yaitu memiliki prinsip learning to know, learning to do, learning to be, learning to live togher. [1]

PP No. 19 Tahun 2005, Pasal 19, ayat 1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.[2]
Peranan e-education yang begitu banyak memberi kontribusi positif idealnya harus diterapkan di semua lini pendidikan di Indonesia. Dari pendidikan dasar, menengah hingga ke pendidikan tinggi. Dari perdesan hingga perkotaan. Namun pada kenyataannya penerapan pendidikan berbasis elektronik secara merata di tanah air bukan tanpa kendala alias tidak semudah membalikkan telapan tangan. Banyak sekali kendala di Indonesia yang menyebabkan IT dan Internet belum dapat digunakan seoptimal mungkin pada institusi pendidikan.


















II.      Pembahasan
2. 1 E-education
                        E-education merupakan salah satu istilah yang digunakan untuk memberi istilah pada kegiatan pendidikan melalui internet. E- education lahir sebagai inovasi dari berkembangnya dari para ahli Teknologi Informatika dan para pendidik yang kiranya akan menjadi trend pendidikan masa depan. Tujuan dari e-education adalah  menciptakan sistem yang memudahkan dan menyederhanakan proses untuk meng-upload dan men-download materi pendidikan sehingga pendidik setiap saat dapat memperbarui modul-modulnya.
2.1.1.              Ruang Lingkup E-education adalah :
·         System informasi e-education
·          Chatting
·         News group
·          Web page
·          Rencana belajar
·          Konsultasi elektronik
·          E-laboratory
·          E-books
·         E-news
·          Video conference
2.1.2    Komunitas E-Education adalah :
Ø  Internal
·      Penyelenggara institusi pendidikan
·      Guru
·       Siswa
Ø   Eksternal
·       LSM yang konsern terhadap pendidikan
·       Pemerintah
·        Pengguna lulusan
·        Agen pendidikan
·        Orang tuan siswa
·        Penerbit e-book, e-media
·        Penyedia infrastruktur e-education
·        Forum lembaga pendidikan

2.1.3        Metodologi  yang digunakan dalam E-education
Rancangan sistem yang dibuat untuk mengolah data mengenai berbagai hal menjadi suatu interface  yang tersturktur dan sistematis yang berfungsi untuk para pengguna dapat mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan secara efektif dan efisien, serta menu aplikasi terdiri dari dua bagian. Diantaranya :
a.       expert
ADMIN
 
pengguna dapat memilih suatu kategori tertentu, content  kategori terpilih akan ditampilkan dalam aplikasi e-education dan informasi yang disediakan. Adapun informasi yang ditampilkan dalam aplikasi :

                                                                                      Data Solusi
                                                                                       Informasi berita
                                                                                        Data Provinsi
                  Informasi Refrensi Buku
Oval: Pemanfaatan E-education sebagai sarana pembelajaran khusus dalam bidang computer                   Data Software pendukung
                  Data Materi Edukasi
      Informasi Login Admin







 


           
                                                                                          Identitas user
                                                                                          Isi User                                                                       
                  Data Konsultasi
                  Data solusi
                                                      Informasi Login User
USER
 
                                                      Data Materi Edukasi








Text Box: Gambar 1 : Konteks Pengembangan E-education
 









b.      Builder
Bagian builder hanya dapat diakses oleh administrator.Administator mengelola informasi yang akan diinformasikan pada bagian expert. Para adminstator dapat membuat katgeori dan menambahkan conten  berupa mata pelajaran informasi yang dibutuhkan berupa: gambar, materi pembelajaran, rekaman materi, rubrik diskusi dan dialog. Administator memiliki wewenang utnuk menghapus data dan informasi yang sudah tidak dipergunakan lagi.
Oval: development SoftawareDiagram konteks adalah suatu gambaran proses keseluruhan dari proses suatu sistem yang telah dirancang secara garis besar. Berikut adalah contoh gambar diagram konteks dari sistem pemanfaatan E-education sebagai sarana proses pembelajaran computer.


 
Oval: Subsystem Design
subsystem specification
 
                      Archicture Document
Artictural Learn







Develope Analize
 

 



                                          Artictural Prothype
Gambar 2 :The Artefac Analisus set [3]

2.1.4  Konsep E-education adalah :
· Sebuah virtual, pararel dengan sistem nyata
· bukan sekedar network, internet, aplikasi, basis web
· komponen non fisis ( tugas, diskusi,materi)


2.1.5        Visi Dasar E-Education Indonesia
a)      Mengurangi kekurangan infrastruktur pendidikan secara fisik agar terjadi pemerataan pendidikan yang menjangkau masyarakat secara luas.Penyediaan gedung, perpustakaan, laboratorium, guru dan sarana lainnya telah menjadi beban bagi pengelola dunia pendidikan selama ibi sehingga pendidikan belum dapat dinikmati secara merata oleh masyarakat.
b)       e-Education memberi peluang untuk melakukan penghematan dan penataan finansial secara terintegrasi.
c)      pemenuhan terhadap tuntutan standar kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui pembangunan lingkungan e-Education dimana lembaga yang memiliki kurikulum pendidikan yang standar dan berkualitas dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkannya.
d)     Sekolah lebih mudah beradaptasi dengan perkembangan terakhir dunia pendidikan melalui model e-Education karena perubahan dan penyesuaian materi pendidikan dapat dilakukan dengan mudah dan jauh lebih murah daripada model sekolah tradisional.
e)      Model e-Education ini lebih menawarkan fleksibilitas dan mobilitas bagi pengaksesnya. Tidak ada alasan mengenai waktu dan tempat bagi masyarakat usia sekolah.
f)       Dalam lingkungan e-Education, kecepatan transfer dan distribusi ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat. Setiap saat materi pendidikan baru segera dapat disajikan.[4]


2.1.6        Manfaat E-education sebagai berikut :
a.       Bagi Lembaga Pendidikan
·           Memperpendek jarak dan memperluas jangkauan pendidikan
·           Perluasan jaringan mitra kerja
·           Biaya terkendali dan lebih hemat
·           Peningkatan layanan pendidikan
·           Peningkatan produktivitas
·           Mempermudah akses informasi
2.1.7   Kendala E-education
3            Belum terbentuknya high trust society
4            Masih belum memadainya sarana / prasarana
5            Masih kurangnya SDM yang memahami dan menguasai konsep dan implementasi sistem dan teknologi informasi
6            Belum adanya aturan yang jelas dari pemerintah
7            Etika dan moralitas masih belum mendapat tempat yang memadai
8            Sulitnya mengubah perilaku siswa yang cenderung pasif untuk menghadapi pola siswa aktif
2.1.4 Macam-macam E-education
2.2 E-elarning (Electronic Learning)
            Darlin Hartley mengatakan e-elearning adalah suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada siswa dengan menggunakan media internet atau media jaringan komputer lain.
            Glosarry Of Learning Terms menyatakan bahwa e-elarning adalah suatu sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet,jaringan computer maupun computer standalone.

            Dari berbagai definisi di atas maka dapat kita simpulkan e-elearning adalah :
  • Metode belajar-mengajar menggunakan media jaringan computer dan internet.
  • Tersampaikannya bahan ajar (isi) dengan melalui media elektronik
  • Adanya sistem aplikasi elektronik yang mendukung proses belajar-mengajar.
              2.2.1 Tujuan Penerapan E-Learning
·                               Menjawab tantangan globalisasi  khususnya bidang pendidikan
·                               Meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar
·                               Membiasakan penggunaan teknologi
2.2.2   Manfaat E-Learning
1. Bagi Guru
·  Tampil percaya diri
·  Meminimalisir kesalahan informasi
·  Mudah mencari bahan ajar
·  Pengajaran lebih efektif
2. Bagi Siswa
·    Pelajaran lebih mudah dipahami
·    Tingkat kesalahan informasi dari guru lebih kecil
·    Pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna
3. Bagi Sekolah
·    Kepercayaan stake holder meningkat
·    Memudahkan pemetaan kompetensi guru
·    Prestasi sekolah lebih meningkat
2.2.3        Faktor  yang  Dipertimbangkan  Sebelum  Memanfaatkan  e-LEARNING
Ahli-ahli pendidikan dan internet menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum seseorang memilih internet untuk kegiatan pembelajaran (Bullen, 2001; Hartanto dan Purbo, 2002; Soekartawi et.al, 1999; Yusup Hashim dan Razmah, 2001) antara lain:
a. Analisis Kebutuhan (Need Analysis)
Dalam tahapan awal, satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah apakah memang memerlukan e-learning. Untuk menjawab pertanyaan ini tidak dapat dijawab dengan perkiraan atau dijawab berdasarkan atas saran orang lain. Sebab setiap lembaga menentukan teknologi pembelajaran sendiri yang berbeda satu sama lain. Untuk itu perlu diadakan analisis kebutuhan atau need analysis. Kalau analisis ini telah dilaksanakan dan jawabannya adalah membutuhkan atau memerlukan e-learning, maka tahap berikutnya adalah membuat studi kelayakan (Soekartawi, 1995), yang komponen penilaiannya adalah:
• Apakah secara teknis dapat dilaksanakan (technically feasible). Misalnya apakah jaringan Internet bisa dipasang, apakah infrastruktur pendukungnya, seperti telepon, listrik, komputer, tersedia, apakah ada tenaga teknis yang bisa mengoperasikannya tersedia;
• Apakah secara ekonomis menguntungkan (economically profitable); misalnya apakah dengan e-learning kegiatan yang dilakukan menguntungkan atau apakah retrun on investment (ROI)-nya lebih besar dari satu; dan
• Apakah secara sosial penggunaan e-learning tersebut diterima oleh masyarakat (socially acceptable).
b. Rancangan Instruksional
Dalam menentukan rancangan instruksional ini perlu dipertimbangkan aspek-aspek (Soekartawi, et al, 1999; Yusup Hashim and Razmah, 2001):
• Course content and learning unit analysis, seperti isi pelajaran, cakupan, topik yang relevan dan satuan kredit semester.
• Learner analysis, seperti latar belakang pendidikan siswa, usia, seks, status pekerjaan, dsb-nya.
• Learning context analysis, seperti kompetisi pembelajaran apa yang diinginkan hendaknya dibahas secara mendalam di bagian ini.
• Instructional analysis, seperti bahan ajar apa yang dikelompokan menurut kepentingannya, menyusun tugas-tugas dari yang mudah hingga yang sulit, dsb-nya.
• State instructional objectives. Tujuan instruksional ini dapat disusun berdasarkan hasil dari analisis instruksional.
• Construct criterion test items. Penyusunan test ini dapat didasarkan dari tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
• Select instructional strategy. Strategi instruksional dapat ditetapkan berdasarkan fasilitas yang ada.
c. Tahap Pengembangan
Berbagai upaya dalam rangka pengembangan e-learning bisa dilakukan mengikuti perkembangan fasilitas ICT yang tersedia. Hal ini terjadi karena kadang-kadang fasilitas ICT tidak dilengkapi dalam waktu yang bersamaan. Begitu pula halnya dengan prototype bahan ajar dan rancangan instruksional yang akan dipergunakan terus dikembangkan dan dievaluasi secara kontinue.
d. Pelaksanaan
Prototype yang lengkap bisa dipindahkan ke komputer (LAN) dengan menggunakan format tertentu misalnya format HTML. Uji terhadap prototype hendaknya terus menerus dilakukan. Dalam tahapan ini seringkali ditemukan berbagai hambatan, misalnya bagaimana menggunakan management course tool secara baik, apakah bahan ajarnya benar-benar memenuhi standar bahan ajar mandiri (Jatmiko, 1997).


e. Evaluasi

Proses dari kelima tahapan diatas diperlukan waktu yang relatif lama, karena prototype perlu dievaluasi secara terus menerus. Masukan dari orang lain atau dari siswa perlu diperhatikan secara serius. Proses dari tahapan satu sampai lima dapat dilakukan berulang kali, karena prosesnya terjadi terus menerus.
Akhirnya harus pula diperhatikan masalah-masalah yang sering dihadapi sebagai berikut:
·      Masalah akses untuk bisa melaksanakan e-learning seperti ketersediaan jaringan internet, listrik, telepon dan infrastruktur yang lain.
·      Masalah ketersediaan software (piranti lunak). Bagaimana mengusahakan piranti lunak yang tidak mahal.
·      Masalah dampaknya terhadap kurikulum yang ada.
·      Masalah skill and knowledge.
·      Attitude terhadap ICT
Oleh karena itu perlu diciptakan bagaimana semuanya mempunyai sikap yang positif terhadap ICT, bagaimana semuanya bisa mengerti potensi ICT dan dampaknya ke anak didik dan ke masyarakat. Sehingga penggunaan teknologi baru bisa mempercepat pembangunan.
2.2.4. Perangkat yang Diperlukan
1. Komputer
2. Jaringan: internet
3. Audio: wireless, tape
4. Visual: TV, LCD
2.2.5 Kendala-Kendala Penerapan E-Learning
·      Belum semua guru menguasai ICT
·      Belum semua guru mau menerima keberadaan ICT
·      Belum tersedianya hardware & sofware
2.2.6  Penerapan Pembelajaran E-elearning
       Pembelajaran synchronous :
      Tele conference adalah pembelajaran yang dikembangkan melalui internet di mana pembelajar berkumpul pada suatu tempat dan instruktur berada pada tempat yang terpisah dan komunikasi dilangsungkan melalui internet dengan menggunakan kamera dan audio
      Netmeeting hampir menyerupai tele conference, perbedaannya terletak pada pembelajar yang juga dipisahkan oleh tempat, dan komunikasi dilangsungkan melalui internet dengan menggunakan kamera dan audio
      Chatting kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui fasilitas chat-room, di mana instruktur dan pembelajar terhubung melalui internet pada waktu yang bersamaan, dan komunikasi dilakukan secara tertulis
       Pembelajaran asynchronous :
      Email adalah : pembelajaran dilakukan melalui surat menyurat (elektronik/internet) antara instruktur dengan pembelajar
      Message board : pembelajaran dilakukan secara tertulis melalui fasilitas papan pesan
      Mailing list : pembelajaran dilakukan melalui surat menyurat (elektronik/internet) antara instruktur dengan pembelajar, di mana seluruhnya tergabung dalam kelompok mailing list
      WWW : adalah pembelajaran yang dikembangkan melalui berbagai situs yang terdapat di internet
·  Pembelajaran melalui WWW terbagi atas :
1.    E-learning update content (inform) à mengunjungi berbagai situs dalam rangka update pengetahuan seperti :
a. Artikel, jurnal, situs spesifik
b.        E-book
c.         E-laboratory
d.        E-news
e.         E-library
2.     E-learning (perform) terbagi atas :
·      Perform-procedure à membelajarkan langkah demi langkah tugas (task), contoh training keterampilan komputer
·      Perform-principle à membelajarkan berbasis prinsip di mana jawaban tidak hanya satu, contoh training tentang bagaimana mendisain web
·      Aplikasi Pembelajaran Berbasis Web
Ø Silabus berbasis web
Ø E-mail
Ø Forum diskusi elektronik (mailing list)
Ø Bahan kuliah on-line
Ø Buku nilai on-line
Ø Ujian berbasis komputer
2.2.7 Teknologi Pendukung E-elearning
Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Dalam perkembangannya, komputer yang paling populer dipakai sebagai alat bantu pembelajaran secara electronic, karena itu dikenal dengan istilah:
  • computer based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan komputer; dan
  • computer assisted learning (CAL) yaitu pembelajaran yang menggunakan alat bantu utama komputer.
Saat pertama-tama komputer mulai diperkenalkan khususnya pada pembelajaran, maka ia menjadi dikenal atau populer di kalangan anak didik. Bisa dimengerti karena berbagai variasi teknik mengajar bisa di buat dengan bantuan komputer tersebut.
Setelah itu teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
• Technology based learning, dan
• Technology based web-learning.
Technology based learning ini pada prinsipnya terdiri dari Audio Information Technologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan Video Information Technologies (misalnya: video tape, video text, video messaging). Sedangkan technology based web-learning pada dasarnya adalah Data Information Technologies (misalnya: bulletin board, Internet, e-mail, tele-collaboration).
Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering dijumpai adalah kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga sering di pakai pada pendidikan jarak jauh (distance education), dimasudkan agar komunikasi antara murid dan guru bisa terjadi dengan keunggulan teknologi e-learning ini.






III. Kesimpulan
E-education merupakan terobosan dalam dunia pendidikan untuk mempermudah proses pendidikan dari pembelajaran yang sangat sederhana dengan dibatasi ruang dan waktu,menjadi pembelajaran jarak jauh yang dapat meningkatkan hasil belajar secara efektif, dan efisien.
e-Learning adalah pembelajaran yang memerlukan alat bantu elektronika. Bisa berupa technology base learning seperti audio dan video atau web-base learning (dengan bantuan perangkat computer dan internet). Penggunaan teknologi e-learning sebenarnya bisa dipakai untuk pendidikan tatap muka atau pendidikan jarak jauh tergantung dari kepentingannya.
e-Learning akan dimanfaatkan atau tidak sangat tergantung bagaimana pengguna memandang atau menilai e-learning tersebut. Namun umumnya digunakannya teknologi tersebut tergantung dari: (1). Apakah teknologi itu memang sudah merupakan kebutuhan (2). Apakah fasilitas pendukungnya yang memadai, (3). Apakah didukung oleh dana yang memadai dan (4). Apakah ada dukungan dari pembuat kebijakan.
Pada makalah ini telah dijelaskan apakah itu e-learning dan bagaimana kemungkinan aplikasinya untuk pembelajaran, khususnya pembelajaran terbuka dan jarak jauh. Keunggulan dan kelemahan telah diulas serta prospeknya untuk masa depan pendidikan di Indonesia juga telah dibahas. Upaya-upaya apa yang perlu dipersiapkan kalau seseorang atau lembaga tertentu akan memanfaatkan Internet untuk pendidikan juga telah disinggung. Begitu pula halnya dengan dukungan pemerintah untuk e-learning ini juga telah ditampilkan.
Sering orang atau pengguna mencoba memulai teknologi e-learning ini dengan tanpa pertimbangan yang matang. Ia menggunakan e-learning agar supaya kelihatan bergengsi. Oleh karena itu satu hal yang perlu diperhatikan sebelum seseorang memanfaatkan internet untuk pembelajaran, yaitu melakukan analisis kelayakan untuk menjawab apakah memang memerlukan e-learning.
Dalam analisis ini tentunya sudah termasuk apakah secara teknis internet atau e-learning bisa dilaksanakan (technically feasible). Analisis ini menyangkut tersedianya hard-ware khususnya komputer (dengan network-nya), listrik, telepon dan soft-ware-nya khususnya tersedianya tenaga, bahan ajar yang siap di-online-kan dan management course tools yang akan dipakai. Juga apakah secara ekonomis penggunaan internet ini menguntungkan (economically profitable). Analisis ekonomi seperti Benefit per Cost (B/C) ratio, Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV) atau Return on Investment (ROI) bisa dipakai sebagai alat ukur. Selanjutnya apakah secara sosial, penggunaan e-learning itu diterima oleh masyarakat (socially acceptable).
Namun pengunaan e-learning untuk pembelajaran telah disiapkan secara baik dan kualitas penyelenggaraannya juga baik, masyarakat belum bisa menerimanya karena mereka menganggap cara-cara pendidikan konvensional dianggap lebih baik. Untuk itu harap diperhatikan masalah akuntabilitas dalam menggunakan teknologi informasi tersebut.









REFRENSI
Hartanto, A.A. dan Purbo, O.W. Teknologi e-Learning Berbasis PHP dan MySQL, Elex Media Komputindo, Jakarta. (2002),
Jatmiko, R. Enhancing Learning Experiences through the Use of Internet. Paper presented at the International Symposium on Distance Education and Open Learning organized by MONE Indonesia, IDLN, SEAMOLEC, ICDE, UNDP and UNESCO, Tuban, Bali, Indonesia, 17-20 November 1997.
Mulvihill, R.P. Technology Application to Distance Education. Paper presented at the International Symposium on Distance Education and Open Learning organized by MONE Indonesia, IDLN, SEAMOLEC, ICDE, UNDP and UNESCO, Tuban, Bali, Indonesia, 17-20 November 1997.
Munaf, D.R. Cultural Threats on Development of ICT as a Tool for Open and Distance Learning. Speech delivered at the 7th International Symposium on Distance Education and Open Learning at Yogyakarta, November 2001.
Soekartawi Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan, PT Rajawali Press, Jakarta. (1995),
                 , Prospek Pembelajaran Melalui Internet. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional ‘Teknologi Kependidikan’ yang diselenggarakan oleh UT-Pustekkom dan IPTPI, Jakarta, 18-19 Juli 2002.
              .e-Learning: Konsep dan Aplikasinya. Bahan-Ceramah/Makalah disampaikan pada Seminar yang diselenggarakan oleh Balitbang Depdiknas, Jakarta, 18 Desember 2002.
           . The Role of Regional Organization for Mass Education. Invited paper presented at the International Conference on Lifelong Learning organized by Asian European Institute, Kuala Lumpur, 13-15 May 2002.
             Prospects and Challenges e-Learning: A Review. Makalah disampaikan di seminar internasional di UPSI, Tanjong Malim, 24-25 September 2003.
Soekartawi, A. Haryono dan F. Librero Greater Learning Opportunities Through Distance Education: Experiences in Indonesia and the Philippines. Southeast Journal of Education (December 2002)
UU.No 19 Tahun 2005 : Sistem Pendidikan Nasional
www. Reorientasi Pengembangan Pendidikan di Era Globalisasi.com diakses pada tanggal 2 November 2010


[1] www. Reorientasi Pengembangan Pendidikan di Era Globalisasi.com diakses pada tanggal 2 November 2010
[2] UU.No 19 Tahun 2005 : Sistem Pendidikan Nasional
[3] Makalah ini dipresentasikan pada “ Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009.Diakses pada tanggal 7 November 2010
[4] Sumber : Budi Sutedjo Dharma Oetomo,S.Kom, MM , e-Education Konsep, Teknologi, Aplikasi Internet Pendidikan, Penerbit Andi Yogyakarta (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2037910-visi-dasar-education-di-indonesia/) dikses pada tanggal 4 januari 2011. Jam 08:30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar